ARCHER FISH
(IKAN SI PEMANAH)
Ada yang menamakan ikan ini sebagai Ikan Pemanah, Ikan Penyumpit, dan Ikan Penembak. Dalam bahasa Inggris dinamakan Banded archerfish dan nama ilmiahnya Toxotes jaculatrix, dari genus Toxotes. Nama ilmiahnya tersebut mengacu pada dunia perbintangan, yaitu Sagitarius sang pemanah, karena penggunaan metode yang tidak biasa dari ikan ini dalam menangkap mangsanya.
Ikan ini tersebar di Asia dan Oceania, yaitu dari India ke timur sampai Philipina, dan keselatan sampai Indonesia, Vanuatu, Kepulauan Solomon, Papua Nugini dan bagian utara Australia. Di Indonesia banyak ditemukan di pulau Sumatera dan Jawa (Ujung Kulon). Umumnya hidup di muara sungai dan hutan bakau. Namun selama hidupnya mereka mampu beradaptasi dan hidup di tiga lngkungan perairan, yaitu air laut, air payau, dan air tawar.
Ikan pemanah umumnya hanya akan mencapai ukuran panjang sekitar 6 inci (15 cm) di akuarium, namun dia bisa berukuran dua kali lipat di alam liar. Mereka biasanya berwarna perak atau putih cerah dengan 5-6 (kadang-kadang tujuh) lajur vertikal hitam. Ikan muda memiliki bercak warna kuning yang tidak teratur pada tubuh bagian atas diantara lajur vertikal hitam, yang mungkin membantu mereka untuk berenang bergerombol bersama-sama di perairan berlumpur. Setelah lebih dewasa, bercak menghilang dan lajur hitam semakin pendek, dan akhirnya hanya terlihat di bagian paling atas dari tubuh. Tubuhnya pipih dan agak memanjang, dengan kepala runcing.
Mereka tinggal terutama di rawa-rawa payau berbakau dan menghabiskan waktunya diperairan dangkal untuk mencari makanan. Ikan ini juga bisa berpindah ke sungai dan anak sungai. Setelah dewasa bersifat soliter dan berenang ke laut menuju terumbu karang. Diyakini bahwa hanya juvenil (ikan muda) yang ditemukan di air payau, sementara yang dewasa lebih soliter dan berenang ke terumbu karang untuk berkembang biak, dengan mengeluarkan telur sekitar 20,000-150,000 butir yang diletakkan di terumbu karang.
Menembak mangsanya
Ikan pemanah terkenal karena kemampuannya untuk “menembak” jatuh mangsanya yang berupa serangga dan makhluk kecil yang beristirahat di dedaunan atau akar bakau. Dalam bahasa latin, Toxotes memang berarti "pemanah" atau "sang pemanah". Tubuhnya yang pipih menyajikan profil yang sempit dari atas, sehingga dia dapat menyelinap mendekati mangsanya. Tanda-tanda hitam-putih tebal menyamarkan mereka di dalam air, tersamar di bawah vegetasi mangrove.
Ikan pemanah mempunyai mekanisme seperti pistol dari bawah air, yang memiliki kemampuan menyemprotkan air yang kuat dan akurat. Dengan lidahnya yang menekan alur di langit-langit mulut, sehingga membentuk formasi seperti tabung yang sempit, dan memaksa air keluar dengan kuat seperti “jet” melalui gerakan menutup insangnya, sehingga air terdorong melesat ke arah mangsanya.
Untuk mendapatkan jet air yang baik, moncongnya mencuat keluar dari air, bagian tubuh ikan tetap di bawah air. Dia mengarahkan jet air dengan ujung lidahnya. Pancaran air ini diklaim lebih kuat dibanding enam kali kekuatan ototnya. Oleh karena itu, walaupun moncongnya terkadang dibawah permukaan air, tembakan air ini dapat menerobos badan air, dan karena kecepatannya sehingga membentuk butiran air yang besar. Energi yang sangat besar ini memaksimalkan dampak titik air pada saat menghantam mangsanya.
MG.Rahmadin