TEMULAWAK
Saat ini, sebagian besar budi daya temulawak berada di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Filipina. Tanaman ini selain di Asia Tenggara dapat ditemui pula di China, Indochina, Barbados, India, Jepang, Korea, Amerika Serikat dan beberapa Negara Eropa.
Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein, karbohidrat dan minyak atsiri yang terdiri atas kamfer, glukosida, turmerol dan kurkumin yang bermanfaat sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu).
MANFAAT TEMULAWAK
.MEMELIHARA KESEHATAN HATI
Penelitian menunjukkan Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza rhizome) dan Katimaha (Kleinhovia hospita folium) mampu membantun memelihara fungsi hati.
.MEMPERBAIKI KERUSAKAN PADA SEL TUBUH
Berfungsi sebagai antioksidan, melindungi sel-sel dan mempercepat proses penyembuhan luka, mengatur ekspresi dalam limfosit dan protein
Temulawak memiliki efek farmakologi yaitu, hepatoprotektor (mencegah penyakit hati), menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), laxative (pencahar), diuretik (peluruh kencing) dan menghilangkan nyeri sendi. Manfaat lainnya yaitu meningkatkan nafsu makan, melancarkan ASI dan membersihkan darah. Secara tradisional temulawak mengandung zat antibiotik yang efektif untuk pengobatan terutama untuk penyakit maag. Temulawak juga digunakan sebagai tonik dan senyawa aktif utama yang bisa kita dapatkan dari temulawak adalah kurkuminoid berupa kurkumin, demethoxy curcumin dan bisdemethoxy curcumin.
Temulawak juga telah lama dikenal sejak zaman nenek moyang terdahulu digunakan sebagai bahan dasar untuk pengobatan tertentu, terutama gangguan pada lambung. Kandungan antioksidan seperti fenol, flavonoid dan kurkumin pada temulawak akan menangkap radikal bebas di dalam tubuh. Selain itu flavonoid juga memiliki fungsi lain seperti menstabilisasi membrane sel serta menginhibisi peroksidasi lipid, meningkatkan kandungan prostaglandin mukosa dan mukus di mukosa lambung dengan menstimulasi cyclooxygenase-1 (COX-1), mengurangi sekresi asam dan pepsinogen dalam lambung.
Selain itu kurkumin yang dikandung oleh rimpang temulawak dapat menekan pembentukan tumor necrosis factor alpha (TNF-α) sehingga mencegah aktifitas inflamasi yang akan menaikkan pembentukan radikal bebas dari proses fagositosis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa temulawak memiliki potensi sebagai pencegah kerusakan mukosa lambung.
Kurkumin mempunyai kemampuan sebagai senyawa anti-oksidan, anti-inflamasi, anti-karsinogenik dan pro-apoptosis dan semua property inilah yang menunjukkan bahwa kurkumin adalah molekul yang sangat pleiotropik dan mampu berinteraksi dengan berbagai target molekuler yang terkait dengan peradangan oleh infeksi H. pylori. Aktivitas anti-inflamasi alami dari kurkumin sejajar dengan obat steroid dan obat non-steroid (misalnya, indometasin dan fenilbutazon) yang memiliki efek samping yang berbahaya.
Penelitian pertama kurkumin sebagai anti-H.pylori muncul di tahun 2002. Kemudian disusul penelitian secara in vivo, dan pada penelitian in vivo ini bahkan uji klinis telah dilakukan untuk menetapkan kurkumin sebagai terapi potensial dalam melawan infeksi yang disebabkan oleh H.pylori. Sebuah studi 2004 menemukan bahwa kurkumin dapat mencegah proses seluler penting untuk pertumbuhan bakteri H.pylori. Bakteri gram negative ini dapat menyebabkan gastritis, ulkus dan bahkan adenokarsinoma lambung.
H.pylori menyebabkan hamburan sel atau respon motogenik yang dapat mengaktifkan sitokin pro-inflamasi dan factor transkripsi lalu mengakibatkan kematian sel epitel. Studi ini menemukan bahwa kunyit mampu memblokir respon motogenik ini dan bisa efektif dalam melawan H.pylori. Ekstrak temulawak aman untuk digunakan dengan dosis hingga 5g/kg tanpa tanda-tanda toksisitas. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ekstrak etanol rimpang Temulawak pada dosis 800 mg/kgBB merupakan dosis yang efektif sebagai anti-tukak lambung.
MG.Rahmadin